Siar Sekber

BP Jamsostek & Dinsos Ngopi Bareng DPD SWI Depok Bahas Pencegahan Kemiskinan Ekstrim

DEPOK, SEKBERWARTAWAN.ORG – Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (Jamsostek) menjadi salah satu strategi utama, dalam percepatan penghapusan kemiskinan ekstrim dan pencegahan kemiskinan pekerja dan keluarga.

Hal itu diungkap Kepala Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek Kota Depok Achiruddin, dalam Ngopi Bareng (Ngobar) SWI yang digelar Sekber Wartawan Indonesia (SWI) Kota Depok, di Kantor BPJS Ketenagakerjaan Kota Depok, Rabu (31/1/24).

Pada kegiatan bertema “Perlindungan Jamsostek Mencegah Meningkatnya Kemiskinan Ekstrim” itu, Achiruddin menjelaskan, perlindungan atau manfaat dari jaminan sosial ketenagakerjaan (Jamsostek) dapat mencegah masyarakat pekerja dan keluarganya jatuh menjadi keluarga miskin baru.

“Khususnya, ketika pekerja mengalami guncangan ekonomi, akibat kecelakaan kerja, kematian atau krisis ekonomi, termasuk PHK.” jelasnya.

 

Achiruddin menyebut, pemberian perlindungan pekerja harus diberikan sejak usia produktif bekerja dan mudah diakses bagi seluruh pekerja, baik pekerja di sektor formal maupun informal.

BP Jamsostek, lanjutnya, ada beberapa jenis kepesertaan. Pertama, Pekerja Penerima Upah (PU) adalah orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lain dari pemberi kerja. Seperti pekerja kantoran atau buruh pabrik.

Kepesertaan yang kedua adalah Pekerja Bukan Penerima Upah (BPU), yaitu orang perorangan yang melakukan kegiatan usaha secara mandiri, untuk memperoleh penghasilan. Seperti Pedagang, Ojek Online dan lain lain.

“Selanjutnya adalah Pekerja Jasa Kontruksi (Jakon) dan Pekerja Migran.” terangnya.

Ia juga menyampaikan, BPJamsostek kota Depok baru coverage sekira 37 persen jumlah pekerja. Dan akan “digenjot” terus agar meningkat kepesertaan Jamsostek bagi pekerja di kota Depok.

“Untuk menumbuhkan harapan itu, maka kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk para wartawan, sangat diperlukan guna membantu percepatan penghapusan kemiskinan ekstrim, khususnya di kota Depok.” pungkasnya.

Angka Kemiskinan di Depok Turun

Sementara, Kepala Bidang Perlindungan Jaminan Sosial dan Korban Bencana (Linjamsoscana) Dinas Sosial Kota Depok drg.Rr.Ambar Hardijanti Wijayanti
yang juga menjadi narsum Ngobar SWI, menjelaskan tingkat kemiskinan di Kota Depok terus mengalami penurunan.

Menurutnya, penduduk miskin dihitung berdasarkan Survey Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2022, yakni penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan (GK).

“Garis kemiskinan (GK) merupakan penjumlahan dari garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan non makanan (GKNM),” tatarnya.

Tahun ini, bebernya, angka kemiskinan Kota Depok terendah se-Jawa Barat dengan nilai mencapai 2,38 persen.

“Menempati peringkat keempat, secara nasional dan menjadi daerah tingkat kemiskinan terendah di Jawa Barat,” tandas Ambar.

Usai paparan para narsum, Ngobar SWI yang diikuti sekira 30 orang, dilanjutkan sesi diskusi dan tanya jawab yang dipandu oleh Wakil Ketua SWI kota Depok Yeni dan ditutup dengan sesi foto bersama.(Rik)

Loading